Wednesday, March 29, 2017

Metode Pencarian Akar

A. METODE TERTUTUP

A.1. Metode Bagi-Dua

Metode Bagi-Dua adalah algoritma pencarian akar pada sebuah interval. Interval tersebut membagi dua bagian, lalu memilih dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan atau mendekati akar persamaan. Metode ini berlaku ketika ingin memecahkan persamaan f(x) = 0 dengan f merupakan fungsi kontinyu.

Photobucket
Prosedur Metode Bagi-Dua :
Misal dijamin bahwa f(x) adalah fungsi kontinyu pada interval [a, b] dan f(a)f(b) < 0. Ini artinya bahwa f(x) paling tidak harus memiliki akar pada interval [a, b]. Kemudian definisikan titik tengah pada interval [a, b] yaitu c := \frac{a+b}{2}. Dari sini kita memperoleh dua subinterval yaitu [a, c] dan [c, b]. Setelah itu, cek apakah f(a)f(c) < 0 atau f(b)f(c) < 0 ? Jika f(a)f(c) < 0 maka b = c (artinya titik b digantikan oleh titik c yang berfungsi sebagai titik b pada iterasi berikutnya), jika tidak maka a = c. Dari iterasi pertama kita memperoleh interval [a, b] yang baru dan titik tengah c yang baru. Kemudian lakukan pengecekan lagi seperti sebelumnya sampai memperoleh error yang cukup kecil.
Contoh :
Carilah akar dari x3 + 4x2 – 10 = 0 pada interval [1, 2].
Penyelesaian :
Dalam penyelesaian ini saya akan menggunakan sampai iterasi ke-10 dan menggunakan 5 angka dibelakang koma.
f(x) = x3 + 4x2 – 10
f(1) = (1)3 + 4(1)2 – 10 = -5
f(2) = (2)3 + 4(2)2 – 10 = 14
f(1.5) = (1.5)3 + 4(1.5)2 – 10 = 2.375
f(1.25) = (1.25)3 + 4(1.25)2 – 10 = -1.79687
f(1.375) = (1.375)3 + 4(1.375)2 – 10 = 0.16210
f(1.3125) = (1.3125)3 + 4(1.3125)2 – 10 = -0.84838
f(1.34375) = (1.34375)3 + 4(1.34375)2 – 10 = -0.35098
f(1.35938) = (1.35938)3 + 4(1.35938)2 – 10 = -0.09632
f(1.36719) = (1.36719)3 + 4(1.36719)2 – 10 = 0.03239
f(1.36329) = (1.36329)3 + 4(1.36329)2 – 10 = -0.03200
f(1.36524) = (1.36524)3 + 4(1.36524)2 – 10 = 0.000016
f(1.36426) = (1.36426)3 + 4(1.36426)2 – 10 = -0.01601
f(1.36329) = (1.36329)3 + 4(1.36329)2 – 10 = -0.00784

n
a
B
c = (a + b)/2
f(a)
f(b)
f(c)
f(a)f(c)
f(b)f(c)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1.25
1.25
1.3125
1.34375
1.35938
1.35938
1.36329
1.36329
2
1.5
1.5
1.375
1.375
1.375
1.375
1.36719
1.36719
1.36524
1.5
1.25
1.375
1.3125
1.34375
1.35938
1.36719
1.36329
1.36524
1.36426









+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+



+

+

+

+
+
+

+

+
+

+



+

+
Jadi akar yang diperoleh dari f(x) = x3 + 4x2 – 10 menggunakan 10 iterasi adalah 1.36426
  

A.2. METODE REGULA FALSI 


Metode Regular Falsi adalah panduan konsep dimulai dengan pemilihan dua titik awal x0 dan x1 sedemikian sehingga f(x0) dan f(x1) berlawanan tanda atau f(x0)f(x1) < 0. Kemudian menarik garis l dari titik f(x0) dan f(x1) sedemikian sehingga garis l berpotongan pada sumbu – x dan memotong kurva / grafik fungsi pada titik f(x0) dan f(x1). Sehingga Metode Regular Falsi ini akan menghasilkan titik potong pada sumbu-x yaitu x2 yang merupakan calon akar dan tetap berada dalam interval [x0, x1]. Metode ini kemudian berlanjut dengan menghasilkan berturut-turut interval [xn-1, xn] yang semuanya berisi akar f.
Photobucket
Prosedur Metode Regular Falsi
Menentukan interval titik awal x0 dan x1 sedemikian sehingga f(x0)f(x1)<0.
Setelah itu menghitung x2 = x1\frac{f(x_1)[x_1-x_0]}{f(x_1)-f(x_0)} . Kemudian periksa apakah f(x0)f(x2) < 0 atau f(x1)f(x2) < 0, jika f(x0)f(x2) < 0 maka x0 = x0 atau x2 = x1, jika tidak maka x1 = x1 atau x2 = x0. Kemudian ulangi terus langkah-langkah tersebut sampai ketemu ‘akar’ yang paling mendekati ‘akar yang sebenarnya’ atau mempunyai error yang cukup kecil.
Secara umum, rumus untuk Metode Regular Falsi ini adalah sebagai berikut
xn+1 = xn\frac{f(x_n)[x_n-x_{n-1}]}{f(x_n)-f(x_{n-1})}
Untuk mendapatkan rumus tersebut, perhatikan gambar diatas.
syarat : f(x0)f(x1) < 0
pandang garis l yang melalui (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)) sebagai gradien garis, sehingga diperoleh persamaan gradient sebagai berikut
\frac{f(x_1)-f(x_0)}{x_1-x_0} = \frac{f(x_1)-y}{x_1-x_2}
karena x2 merupakan titik potong pada sumbu – x maka f(x2) = 0 = y, sehingga diperoleh
\frac{f(x_1)-f(x_0)}{x_1-x_0} = \frac{f(x_1)-0}{x_1-x_2}
x1 – x2 = \frac{f(x_1)[x_1-x_0]}{f(x_1)-f(x_0)}
x2 = x1\frac{f(x_1)(x_1-x_0)}{f(x_1)-f(x_0)}
atau jika ditulis secara umum menjadi
xn+1 = xn\frac{f(x_n)[x_n-x_{n-1}]}{f(x_n)-f(x_{n-1})}
Contoh :
Tentukan akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi sampai 9 iterasi.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6
iterasi 1 :
ambil x0 = -1 dan x1 = 3
f(-1) = 4(-1)3 – 15(-1)2 + 17(-1) – 6 = -42
f(3) = 4(3)3 – 15(3)2 + 17(3) – 6 = 18
x2 = (3) – \frac{(18)[3-(-1)]}{18-(-42)} = 1.8
f(1.8) = 4(1.8)3 – 15(1.8)2 + 17(1.8) – 6 = -0.672
f(3) f(1.8) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.8 dan x1 = 3
iterasi 2 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.8]}{18-(-0.672)} = 1.84319
f(1.84319) = 4(1.84319)3 – 15(1.84319)2 + 17(1.84319) – 6 = -0.57817
f(3) f(1.84319) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.84319 dan x1 = 3
iterasi 3 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.84319]}{18-(-0.57817)} = 1.87919
f(1.87919) = 4(1.87919)3 – 15(1.87919)2 + 17(1.87919) – 6 = -0.47975
f(3) f(1.87919) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.87919 dan x1 = 3
iterasi 4 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.84319]}{18-(-0.47975)} = 1.90829
f(1.90829) = 4(1.90829)3 – 15(1.90829)2 + 17(1.90829) – 6 = -0.38595
f(3) f(1.90829) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.90829 dan x1 = 3
iterasi 5 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.90829]}{18-(-0.38595)} = 1.93120
f(1.93120) = 4(1.93120)3 – 15(1.93120)2 + 17(1.93120) – 6 = -0.30269
f(3) f(1.93120) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.93120 dan x1 = 3
iterasi 6 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.93120]}{18-(-0.30269)} = 1.94888
f(1.94888) = 4(1.94888)3 – 15(1.94888)2 + 17(1.94888) – 6 = -0.23262
f(3) f(1.94888) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.94888 dan x1 = 3
iterasi 7 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.94888]}{18-(-0.23262)} = 1.96229
f(1.96229) = 4(1.96229)3 – 15(1.96229)2 + 17(1.96229) – 6 = -0.17597
f(3) f(1.96229) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.96229 dan x1 = 3
iterasi 8 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.96229]}{18-(-0.17597)} = 1.97234
f(1.97234) = 4(1.97234)3 – 15(1.97234)2 + 17(1.97234) – 6 = -0.13152
f(3) f(1.97234) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.97234 dan x1 = 3
iterasi 9 :
x2 = (3) – \frac{(18)[3-1.97234]}{18-(-0.13152)} = 1.97979
n
x0
x1
x1
f(x0)
f(x1)
f(x2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-1
1.8
1.84319
1.87919
1.90829
1.93120
1.94888
1.96229
1.97234
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1.8
1.84319
1.87919
1.90829
1.93120
1.94888
1.96229
1.97234
1.97979
-42
-0.672
-0.57817
-0.47975
-0.38595
-0.30269
-0.23262
-0.17597
-0.13152
18
18
18
18
18
18
18
18
18
-0.672
-0.57817
-0.47975
-0.38595
-0.30269
-0.23262
-0.17597
-0.13152
-0.09741
Jadi akar dari persamaan 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi adalah 1.97979


A. METODE TERBUKA

B.1. Metode Titik Tetap

Metode Titik Tetap adalah suatu metode pencarian akar suatu fungsi f(x) secara sederhana dengan menggunakan satu titik awal. Perlu diketahui bahwa fungsi f(x) yang ingin dicari hampiran akarnya harus konvergen. Misal x adalah Fixed Point (Titik Tetap) fungsi f(x) bila g(x) = x dan f(x) = 0.
Teorema :
Diketahui g(x) fungsi kontinu dan {Xn} adalah barisan yang terbetuk oleh Fixed Point Iteration, maka
Jika Lim_{n \to \infty} Xn = x maka x adalah Fixed Point fungsi g(x).
Photobucket
Sumber gambar : karlcalculus
Prosedur Metode Titik Tetap
Misal f(x) adalah fungsi yang konvergen dengan f(x) = 0, maka untuk mencari nilai akarnya atau hampiran akarnya kita terlebih dahulu mengubah kedalam bentuk x = g(x). Kemudian tentukan nilai titik awal, misal x1. Setelah itu disubstitusikan titik awalnya ke persamaan g(x) sedemikian sehingga g(x1) = x2, setelah itu titik x2 yang diperoleh substitusikan lagi ke g(x) sedemikian sehingga g(x2) = x3. Jadi apabila ditulis iterasinya akan menjadi
x1 (penetuan titik awal)
x2 = g(x1) (iterasi pertama)
x3 = g(x2) (iterasi kedua)
.
.
.
xn = g(xn-1) (iterasi ke-n)
Iterasi ini akan berhenti jika x = g(x) dan f(x) = 0 atau sudah mencapai nilai error yang cukup kecil (|xn – xn-1| < \varepsilon).
Contoh :
Selesaikan persamaan x – e-x = 0 dengan menggunakan Fixed Point dengan 10 iterasi atau sampai dua angka dibelakang koma tidak berubah.
Penyelesaian :
f(x) = x – e-x
ubah terlebih dahulu kedalam bentuk x = g(x), sehingga diperoleh x = e-x
misal kita ambil titik awalnya x1 = 0.5, maka iterasinya adalah xn+1 = e-x_{n} akan diperoleh
x1 = 0.5 (penetuan titik awal)
f(x1) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x2 = g(x1) = e-0.5 = 0.6065 (iterasi pertama)
f(x1) = 0.6065 – e-0.6065 = 0.0612
x3 = g(x2) = e-0.6065 = 0.5452 (iterasi ke-2)
f(x1) = 0.5452 – e-0.5452 = -0.0345
x4 = g(x3) = e-0.5452 = 0.5797 (iterasi ke-3)
f(x1) = 0.5797 – e-0.5797 = 0.0196
.
.
.
x9 = g(x8) e-0.5664 = 0.5675 (iterasi ke-9)
f(x1) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x10 = g(x9) e-0.5675 = 0.5669 (iterasi ke-10)
f(x1) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
sehingga apabila ditulis dalam bentuk table akan diperoleh
n
xn
g(xn-1)
f(xn)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.5
0.6065
0.5452
0.5797
0.5600
0.5712
0.5648
0.5684
0.5664
0.5675
0.6065
0.5452
0.5797
0.5600
0.5712
0.5648
0.5684
0.5664
0.5675
0.5669
-0.1065
0.0612
-0.0345
0.0196
-0.0112
0.0006
-0.0003
0.00019
-0.00011
0.00005
Jadi hampiran akar yang diperoleh menggunakan Fixed Point adalah 0.5675
Contoh 2 :
Hitunglah hampiran akar dari persamaan x2 – 2x – 3 = 0 pada interval [1, 4] menggunakan Fixed Point.
Penyelesaian :
Misal persamaan x2 – 2x – 3 = 0 diubah menjadi x(x – 2) – 3 = 0 sehingga diperoleh x = \frac{3}{x-2} dan iterasinya menjadi xn+1 = \frac{3}{x_n-2} . ambil titik awal x1 = 4.
Sehingga apabila ditulis dalam tabel diperoleh :
n
xn
g(xn-1)
f(xn)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
4
1.5
-6
-0.375
-1.2631
-0.9193
-1.0276
-0.9908
-1.003
-0.999
-1.00033
-0.9989
-1.00036
-0.99988
-1.00004
-0.99998
-1.00001
-0.99999
-1.00000
1.5
-6
-0.375
-1.2631
-0.9193
-1.0276
-0.9908
-1.003
-0.999
-1.00033
-0.9989
-1.00036
-0.99988
-1.00004
-0.99998
-1.00001
-0.99999
-1.00000
-1.00000
5
-3.75
45
-2.1093
1.1216
-0.3162
0.1111
-0.0367
0.012
-0.00039
0.00013
-0.00043
0.00014
-0.00004
0.000016
-0.000008
0.00004
-0.000004
0
Jadi akar dari f(x) = x2 – 2x – 3 = 0 adalah -1
Sekarang bagaimana jika fungsi pada Contoh 2 kita ubah menjadi x = \frac{x^3+1}{3} ? Berapa nilai akarnya? Pada kasus ini jika menggunakan Fixed Point maka kita tidak akan menemukan hampiran akarnya karena fungsi tersebut divergen. Bagaimana cara kita bisa menentukan bahwa fungsi tersebut divergen atau konvergen? Perhatikan teorema dibawah ini.
Teorema :
Diketahui g kontinu pada [a, b] dan paling sedikit memiliki satu akar pada [a, b] jika |g'(x)| \leq M < 1, \forall x \epsilon [a, b] maka iterasi xn+1 = g(xn) dengan xi \epsilon [a, b] menghasilkan barisan {Xn} konvergen yaitu Lim_{n \to \infty} xn = L \Leftrightarrow {Xn} \rightarrow 0
x = \frac{x^3+1}{3} = g(x)
g'(x) = 3x2, dimana 3x2 \geq 0, maka menurut Teorema diatas g(x) divergen.
INGAT : dalam Fixed Point, g(x) harus konvergen. Jika divergen, maka tidak bisa dilakukan perhitungan akar menggunakan Fixed Point ini

B.2. METODE NEWTON RAPHSON

 

Metode Newton-Raphson adalah metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik, dimana fungsi f(x) mempunyai turunan. Metode ini dianggap lebih mudah dari Metode Bagi-Dua (Bisection Method) karena metode ini menggunakan pendekatan satu titik sebagai titik awal. Semakin dekat titik awal yang kita pilih dengan akar sebenarnya, maka semakin cepat konvergen ke akarnya.
Photobucket
Prosedur Metode Newton :
menentukan x0 sebagai titik awal, kemudian menarik garis lurus (misal garis l) yang menyinggung titik f(x0). Hal ini berakibat garis l memotong sumbu – x di titik x1. Setelah itu diulangi langkah sebelumnya tapi sekarang x1 dianggap sebagai titik awalnya. Dari mengulang langkah-langkah sebelumnya akan mendapatkan x2, x3, … xn dengan xn yang diperoleh adalah bilangan riil yang merupakan akar atau mendekati akar yang sebenarnya.
Perhatikan gambar diatas untuk menurunkan rumus Metode Newton-Raphson
persamaan garis l : y – y0 = m(x – x0)
y – f(x0) = f'(x0)(x – x0)
x1 adalah perpotongan garis l dengan sumbu – x
0 – f(x0) = f'(x0)(x1 – x0)
y = 0 dan x = x1 maka koordinat titik (x1, 0)
– \frac{f(x_{0})}{f'(x_{0})} = (x1 – x0)
x1 = x0\frac{f(x_{0})}{f'(x_{0})}
x2 = x1\frac{f(x_{1})}{f'(x_{1})}
.
.
.
xn = xn-1\frac{f(x_{n-1})}{f'(x_{n-1})} untuk n = 1, 2, 3, …
Contoh :
Tentukan akar dari persamaan 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Newton-Raphson.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6
f’(x) = 12x2 – 30x + 17
iterasi 1 :
ambil titik awal x0 = 3
f(3) = 4(3)3 – 15(3)2 + 17(3) – 6 = 18
f’(3) = 12(3)2 – 30(3) + 17 = 35
x1 = 3 – \frac{18}{35} = 2.48571
iterasi 2 :
f(2.48571) = 4(2.48571)3 – 15(2.48571)2 + 17(2.48571) – 6 = 5.01019
f’(2.48571) = 12(2.48571)2 – 30(2.48571) + 17 = 16.57388
x2 = 2.48571 – \frac{5.01019}{16.57388} = 2.18342
iterasi 3 :
f(2.18342) = 4(2.18342)3 – 15(2.18342)2 + 17(2.18342) – 6 = 1.24457
f’(2.18342) = 12(2.18342)2 – 30(2.18342) + 17 = 8.70527
x3 = 2.18342 – \frac{1.24457}{8.70527} = 2.04045
iterasi 4 :
f(2.04045) = 4(2.04045)3 – 15(2.04045)2 + 17(2.04045) – 6 = 0.21726
f’(2.04045) = 12(2.04045)2 – 30(2.04045) + 17 = 5.74778
x4 = 2.04045 – \frac{0.21726}{5.74778} = 2.00265
iterasi 5 :
f(3) = 4(2.00265)3 – 15(2.00265)2 + 17(2.00265) – 6 = 0.01334
f’(2.00265) = 12(2.00265)2 – 30(2.00265) + 17 = 5.04787
x5 = 2.00265 – \frac{0.01334}{5.04787} = 2.00001
iterasi 6 :
f(2.00001) = 4(2.00001)3 – 15(2.00001)2 + 17(2.00001) – 6 = 0.00006
f’(2.00001) = 12(2.00001)2 – 30(2.00001) + 17 = 5.00023
x6 = 2.00001 – \frac{0.00006}{5.00023} = 2.00000
iterasi 7 :
f(2) = 4(2)3 – 15(2)2 + 17(2) – 6 = 0
jika disajikan dalam tabel, maka seperti tabel dibawah ini.
n
xn
f(xn)
f'(xn)
0
1
2
3
4
5
6
3
2.48571
2.18342
2.04045
2.00265
2.00001
2.00000
18
5.01019
1.24457
0.21726
0.01334
0.00006
0.00000
35
16.57388
8.70527
5.74778
5.04787
5.00023
5.00000
karena pada iteasi ketujuh f(x6) = 0 maka akar dari persamaan tersebut adalah x = 2.

B.3. METODE SECANT

Pada Metode Newton-Raphson memerlukan syarat wajib yaitu fungsi f(x) harus memiliki turunan f'(x). Sehingga syarat wajib ini dianggap sulit karena tidak semua fungsi bisa dengan mudah mencari turunannya. Oleh karena itu muncul ide dari yaitu mencari persamaan yang ekivalen dengan rumus turunan fungsi. Ide ini lebih dikenal dengan nama Metode Secant. Ide dari metode ini yaitu menggunakan gradien garis yang melalui titik (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)). Perhatikan gambar dibawah ini.
Photobucket
Persamaan garis l adalah
\frac{x-x_1}{x_0-x_1} = \frac{y-f(x_1)}{f(x_0)-f(x_1)}
Karena x = x2 maka y = 0, sehingga diperoleh
\frac{x_2-x_1}{x_0-x_1} = \frac{0-f(x_1)}{f(x_0)-f(x_1)}
x2 – x1 = -\frac{f(x_1)[x_0-x_1]}{f(x_0)-f(x_1)}
x2 = x1\frac{f(x_1)[x_0-x_1]}{f(x_0)-f(x_1)}
= x1\frac{f(x_1)[x_1-x_0]}{f(x_1)-f(x_0)}
secara umum rumus Metode Secant ini ditulis
xn+1 = xn\frac{f(x_n)[x_n-x_{n-1}]}{f(x_n)-f(x_{n-1})}
Prosedur Metode Secant :
Ambil dua titik awal, misal x0 dan x1. Ingat bahwa pengambilan titik awal tidak disyaratkan alias pengambilan secara sebarang. Setelah itu hitung x2 menggunakan rumus diatas. Kemudian pada iterasi selanjutnya ambil x1 dan x2 sebagai titik awal dan hitung x3. Kemudian ambil x2 dan x3 sebagai titik awal dan hitung x4. Begitu seterusnya sampai iterasi yang diingankan atau sampai mencapai error yang cukup kecil.
Contoh :
Tentukan salah satu akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Secant sampai 9 iterasi.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6
iterasi 1 :
ambil x0 = -1 dan x1 = 3 (ngambil titik awal ini sebarang saja, tidak ada syarat apapun)
f(-1) = 4(-1)3 – 15(-1)2 + 17(-1) – 6 = -42
f(3) = 4(3)3 – 15(3)2 + 17(3) – 6 = 18
x2 = (3) – \frac{(18)[3-(-1)]}{18-(-42)} = 1.8
iterasi 2 :
ambil x1 = 3 dan x2 = 1.8
f(1.8) = 4(1.8)3 – 15(1.8)2 + 17(1.8) – 6 = -0.672
x3 = (1.8) – \frac{(-0.672)[1.8-(3)]}{-0.672-18} = 1.84319
iterasi 3 :
ambil x2 = 1.8 dan x3 = 1.84319
f(1.84319) = 4(1.84319)3 – 15(1.84319)2 + 17(1.84319) – 6 = -0.57817
x4 = (1.84319) – \frac{(-0.57817)[1.84319-1.8]}{-0.57817-(0.672)} = 2.10932
iterasi 4 :
ambil x3 = 1.84319 dan x4 = 2.10932
f(2.10932) = 4(2.10932)3 – 15(2.10932)2 + 17(2.10932) – 6 = 0.65939
x5 = (2.10932) – \frac{(0.65939)[2.10932-1.84319]}{0.65939-(-0.57817)} = 1.96752
iterasi 5 :
ambil x4 = 2.10932 dan x5 = 1.96752
f(1.96752) = 4(1.96752)3 – 15(1.96752)2 + 17(1.96752) – 6 = -0.15303
x6 = (1.96752) – \frac{(-0.15303)[1.96752-2.10932]}{-0.15303-0.65939)} = 1.99423
iterasi 6 :
ambil x5 = 1.96752 dan x6 = 1.99423

f(1.99423) = 4(1.99423)3 – 15(1.99423)2 + 17(1.99423) – 6 = -0.02854

x7 = (1.99423) – \frac{(-0.02854)[1.99423-1.96752]}{-0.02854-(-0.15303)} = 2.00036
iterasi 7 :
ambil x6 = 1.99423 dan x7 = 2.00036
f(2.00036) = 4(2.00036)3 – 15(2.00036)2 + 17(2.00036) – 6 = 0.00178
x8 = (2.00036) – \frac{(0.00178)[2.00036-1.99423]}{0.00178-(-0.02854)} = 2.00000
iterasi 8 :
ambil x7 = 2.00036 dan x8 = 1.999996
f(1.999996) = 4(1.999996)3 – 15(1.999996)2 + 17(1.999996) – 6 = -0.0002
x9 = (1.999996) – \frac{(-0.0002)[1.999996-2.00036]}{-0.0002-0.00178} = 2.0000
iterasi 9 :
ambil x8 = 1.999996 dan x9 = 2.00000
f(2.00000) = 4(2.00000)3 – 15(2.00000)2 + 17(2.00000) – 6 = 0.00000
x10 = (2.00000) – \frac{(0.00000)[2.00000-1.999996]}{0.00000-(-0.00002)} = 0.00000
n
xn-1
xn
xn+1
f(xn-1)
f(xn)
f(xn+1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-1
3
1.8
1.84319
2.10932
1.96752
1.99423
2.00036
2.00000
3
1.8
1.84319
2.10932
1.96752
1.99423
2.00036
2.00000
2.00000
1.8
1.84319
2.10932
1.96752
1.99423
2.00036
2.00000
2.00000
2.00000
-42
18
-0.672
-0.57817
0.659
39
-0.15303
-0.02854
0.00178
-0.00002
18
-0.672
-0.57817
0.65939
-0.15303
-0.02854
0.00178
-0.00002
0.00000
-0.672
-0.57817
0.65939
-0.15303
-0.02854
0.00178
-0.00002
0.00000
0.00000
Jadi salah satu akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 adalah 2


Wednesday, March 22, 2017

DERET TAYLOR dan ANALISA GALAT

2.1        Definisi Deret Taylor
Andaikan f dan semua turunannya, f’, f’’, f’’’, …., menerus di dalam selang [a, b]. Misalkan xₒ ϵ [a, b], maka untuk nilai-nilai xₒ dan x ϵ [a, b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke dalam deret taylor:

          Persamaan di atas merupakan penjumlahan dari suku-suku (term) yang disebut deret. Untuk memudahkan penulisan suku-suku selanjutnya kita menggunakan tanda ellipsis (…). Jika dimisalkan x – xₒ = h, maka f(x) dapat juga ditulis sebagai

Contoh:
Hampiri fungsi f(x) = sin(x) ke dalam deret Taylor di sekitar xₒ = 1.
Penyelesaian:
Kita harus menentukan turunan sin(x) terlebih dahulu sebagai berikut
f(x) = sin(x)
f’(x) = cos(x)
f’’(x) = -sin(x)
f’’’(x) = -cos(x)
f(4)(x) = sin(x),
dan seterusnya.
Maka,

Bila dimisalkan x – 1 = h, maka

= 0.8415 + 0.5403h + 0.4208h2 + 0.0901h3 + 0.0351h4 + …
Kasus khusus adalah bila fungsi diperluas di sekitar xₒ = 0, maka deretnya dinamakan deret Maclaurin, yang merupakan deret Taylor baku.
          Deret Taylor yang dipotong sampai suku orde ke-n dinamakan deret Taylor terpotong dan dinyatakan oleh:

Yang dalam hal ini,
                              , xₒ < c < x
Disebut galat atau sisa (residu).
Dengan demikian deret Taylor yang dipotong sampai suku orde k-n dapat ditulis sebagai
f(x) = Pn(x) + Rn(x)
yang dalam hal ini,

Contoh:
Sin(x) jika dihampiri dengan deret Taylor orde 4 di sekitar xₒ = 1 adalah:

Yang dalam hal ini,
                  , 1 < c < x
Deret Taylor terpotong di sekitar xₒ = 0 disebut deret Maclaurin terpotong
Contoh:
Hitunglah hampiran nilai cos(0.2), sudut dinyatakan dalam radian, dengan deret Maclaurin sampai suku orde  n = 6.
Penyelesaian:
Cos(0.2)  1 – 0.22/2 + 0.24/24  – 0.26/720 = 0.9800667
(sampai tujuh angka di belakang koma)
2.2     Analisis Galat
          Galat berasosiasi dengan seberapa dekat solusi hampiran terhadap solusi sejatinya.semakin kecil galatnya, semakin teliti solusi numerik yang didapatkan.
Misalkan â adalah nilai hampiran terhadap nilai sejati a, maka selisih
ε = a – â
disebut galat. Sebagai contoh, jika â = 10.5 adalah nilai hampiran dari a = 10.45, maka galatnya adalah ε = -0.01. Jika tanda galat (positif atau negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak didefinisikan sebagai
ǀεǀ =ǀa – âǀ
Untuk mengatasi interpretasi nilai galat, maka galat harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya. Sehingga dinamakan galat relatif.
Galat relatif didefinisikan sebagai

Atau dalam persentase

Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif tersebut dinamakan juga galat relatif sejati.
Dalam praktek kita tidak mengetahui nilai sejati a, karena itu galat ε seringkali dinormalkan terhadap solusi hampirannya, sehingga galat relatifnya dinamakan galat relatif hampiran.

Contoh:
Misalkan nilai sejati  = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitunglah galat, galat mutlak, galat relatif, dan galat relatif hampiran.
Penyelesaian:
Galat = 10/3 – 3.333 = 10/3 – 3333/1000 = 1/3000 = 0.000333…
Galat mutlak = ǀ0.000333…ǀ = 0.000333…
Galat relatif = (1/3000)/(10/3) = 1/1000 = 0.0001
Galat relatif hampiran = (1/3000)/3.333 = 1/9999
2.3        Sumber Utama Galat Numerik
Secara umum terdapat dua sumber utama penyebab galat dalam
perhitungan numerik:
  1. Galat pemotongan (truncation error)
  2. Galat pembulatan (round-off error)
Selain kedua galat ini, masih ada sumber galat lain, antara lain:
  1. Galat eksperimental
  2. Galat pemrograman
2.3.1   Galat Pemotongan
Galat pemotongan mengacu pada galat yang ditimbulkan akibat
Penggunaan hampiran sebagai pengganti formula eksak. Tipe galat pemotongan bergantung pada metode komputasi yang digunakan untuk penghampiran sehingga kadang-kadang ia disebut juga galat metode. Misalnya, turunan pertama fungsi f di x, dihampiri dengan formula

Yang dalam hal ini h adalah lebar absis xi+1 dengan xi.
Untuk mencari nilai maksimum yang mungkin dari ǀ Rn ǀ dalam selang yang diberikan , yaitu:

Contoh:
Gunakan deret Taylor orde 4 di sekitar xₒ = 1 untuk menghampiri ln(0.9) dan berikan taksiran untuk galat pemtongan maksimum yang dibuat.
Penyelesaian:
Tentukan turunan fungsi f(x) = ln(x) terlabih dahulu
f(x) = ln(x)                      f(1)=0
f’(x) = 1/x                        f’(1)=1
f’’(x) = -1/x2                                   f’’(1)=-1
f’’’(x) = 2/x3                                    f’’’(1)=2
f(4)(x) = -6/x4                                 f(4)(1)=-6
f(5)(x) = 24/x5                   f(5)(c)=24/c5
Deret Taylornya adalah
ln(x) = (x-1) – (x-1)2/2 + (x-1)3/3 – (x-1)4/4 + R4(x)
dan
ln(0.9) = -0.1 – (-0.1)2/2 + (-0.1)3/3 – (-0.1)4/4 + R4(x) = -0.105358 + R4(x)
juga

Dan nilai Max |24/c5| di dalam selang 0.9 < c < 1 adalah pada c = 0.9 (dengan mendasari pada fakta bahwa pada suatu pecahan nilainya semakin membesar bilamana penyebut dibuat lebih kecil). Sehingga

Jadi ln(0.9) = -0.1053583 dengan galat pemotongan lebih kecil dari 0.0000034.
Deret Taylor dapat digunakan unuk menghitung integral fungsi yang sulit diintegralkan secara analitik (bahkan adakalanya tidak dapat dihitung secara analitik).
Contoh: Hitunglah hampiran nilai  secara numerik, yaitu fungsi  dihampiri dengan deret Maclaurin orde 8.
Penyelesaian:
Deret Maclaurin orde 8 dalam fungsi  adalah

Dengan demikian, maka


2.3.2   Galat Pembulatan
Perhitungan dengan metode numerik hampir selalu menggunakan bilangan riil. Semua bilangan riil tidak dapat disajikan secara tepat di dalam komputer, sehingga keterbatasan komputer dalam menyajikan bilangan riil yang menghasilkan galat disebut galat pembulatan. Misalnya sebuah komputer hanya dapat merepresentasikan bilangan riil dalam 6 digit angka, maka representasi bilangan 1/6 = 0.1666666666… di dalam komputer 6-digit tersebut adalah 0.166667.
Kebanyakan komputer digital mempunyai dua buah cara penyajian bilangan riil, yaitu bilangan titik-tetap (fixed point) dan bilangan titik-kambang (floating point). Dalam format bilangan titik-tetap setiap bilangan disajikan dengan jumlah tempat desimal yang tetap, misalnya 62.358, 0.013, 1.000. sedangkan dalm format bilangan titik-kambang setiap bilangan disajikan dengan jumlah digit berarti yang sudah tetap, misalnya
0.6238 x 103                              0.1714 x 10-13
Atau ditulis juga
0.6238E+03                              0.1714E-13
Digit berarti di dalam format bilangan titik-kambang disebut juga angka bena (significant figure).
Contohnya:
43.123                   memiliki 5 angka bena (yaitu 4,3,1,2,3)
0.0000012             memiliki 2 angka bena (yaitu 1,2)
270.0090               memiliki 7 angka bena (yaitu 2,7,0,0,0,9,0)
2.3.3. Galat Total
          Galat akhir atau galat total atau pada solusi numerik merupakan jumlah galat pemotongan dan galat pembulatan. Misalnya menggunakan deret Maclaurin orde-4 untuk menghampiri cos(0.2) sebagai berikut:
Cos(0.2) ≈ 1 – 0.22/2 + 0.24/24 ≈ 0.9800667

                               Galat                                    Galat
                          Pemotongan                 Pembulatan 
2.4        Orde Penghampiran
Di dalam metode numerik, fungsi f(x) sering diganti dengan fungsi hampiran yang lebih sederhana. Satu cara mengungkapkan ketelitian penghampiran ini adalah dengan menggunakan notasi O-Besar (Big-Oh).
Contoh:
eh = 1 + h + h2/2! + h3/3! + h4/4! + O(h5)
ln(x+1) = x – x2/2 + x3/3 – x4/4 + x5/4 + O(h5)
Sin(h) = h – h3/3! + h5/5! + O(h7) (bukan O(h6), karena suku orde 6 = 0)
Cos(h)=1–h2/4!+h4/6!–h6/6!+O(h8) (bukan O(h7), karena suku orde 7=0)
2.5        Bilangan Titik-Kambang
Bilangan riil di dalam computer umumnya disajikan dalam format bilangan titik-kambang. Bilangan titik-kambang ditulis sebagai
a = ± m x Bp = ± 0.d1d2d3d4d5d6 …dn x Bp
yang dalam hal ini,
m = mantisa (riil). d1d2d3d4d5d6 …dn adalah digit atau bit mantisa yang
       nilainya dari 0 sampai B – 1, n adalah panjang digit (bit) mantisa.
B = basis sistem bilangan yang dipakai (2, 8, 10, 16, dan sebagainya)
P = pangkat (berupa bilangan bulat), nilainya dari –pmin sampai +pmaks
Sebagai contoh, bilangan riil 245.7654 dinyatakan sebagai 0.2457654 x 103 dalam format bilangan titik kambang dengan basis 10.
2.5.1 Bilangan Titik-Kambang Ternormalisasi
Bilangan titik-kambang juga dapat dituliskan sebagai
a = ± (mb) x
Misalnya, 245.7654 dapat ditulis sebagai
0.2457654 X  atau     
2.457654 X  atau
0.02457654 X , dan sebagainya
Agar bilangan titik-kambang dapat disajikan secara seragam, kebanyakan sistem komputer menormalisasikan formatnya sehingga semua digit mantisa selalu angka bena. Karena alasan itu, maka digit pertama mantisa tidak boleh nol.
2.5.2 Epsilon Mesin
Satu ukuran yang penting dalam aritmetika komputer adalah seberapa kecil perbedaan antara dua buah nilai yang dapat dikenali oleh komputer. Ukuran yang digunakan untuk membedakan suatu bilangan riil dengan bilangan riil berikutnya adalah epsilon mesin.  Epsilon mesin distandarisasi dengan menemukan bilangan titik-kambang terkecil yang bila ditambahkan dengan 1 memberikan hasil yang lebih besar dari 1. Dengan kata lain, jika epsilon mesin dilambangkan dengan  maka
1+
(bilangan yang lebih kecil dari epsilon mesin didefinisikan sebagai nol dalam komputer).
2.5.3 Pembulatan pada Bilangan Titik-Kambang
Ada dua teknik pembulatan yang lazim dipakai oleh komputer, yaitu pemenggalan (chopping ) dan pembulatan ke digit terdekat
(in-rounding).
  1. 1.   Pemenggalan (chopping )
Misalkan  adalah bilangan titik-kambang dalam basis 10:
                    = .    x
misalkan  adalah banyak digit mantis komputer. Karena digit mantis  lebih banyak dari digit mantis komputer, maka bilangan  dipotong sampai  digit saja:
          ( ) = x
  1. 2.   Pembulatan ke digit terdekat ( in-rounding )
Misalkan  adalah bilangan titik-kambang dalam basis 10:    
           = .    x             
Misalkan  adalah jumlah digit mantis komputer. Karena digit mantis  lebih banyak dari digit mantis komputer, maka bilangan  dibulatkan sampai  digit.
Contohnya, bilangan x  di dalam komputer hipotesis dengan 7 digit mantis dibulatkan menjadi fl =0.3141593 x  dengan galat sebesar 0.00000035…. contoh ini memperlihatkan bahwa pembulatan ke digit terdekat menghasilkan galat yang lebih rendah daripada pemenggalan.
2.5.4 Aritmetika Bilangan Titik-Kambang
Operasi aritmetika pada bilangan titik-kambang meliputi operasi penambahan dan pengurangan, operasi perkalian, dan operasi pembagian.
2.5.4.1 Operasi penambahan dan Pengurangan
Terdapat dua buah kasus serius yang menyebabkan timbulnya galat pembulatan pada operasi penjumlahan dua buah bilangan titik-kambang:
Kasus 1 : Penjumlahan (termasuk pengurangan) bilangan yang sangat kecil ke (atau dari) bilangan yang lebih besar menyebabkan timbulnya galat pembulatan.
Galat pembulatan pada kasus 1 ini terjadi karena untuk menjumlahkan dua buah bilangan yang berbeda relatif besar, pangkatnya harus disamakan terlebih dahulu (disamakan dengan pangkat bilangan yang lebih besar).
2.5.4.2 Operasi Perkalian dan Pembagian
Operasi perkalian dan pembagian dua buah bilangan titik-kambang tidak memerlukan penyamaan pangkat seperti halnya pada penjumlahan perkalian dapat dilakukan dengan mengalikan kedua mantis dan menambahkan kedua pangkatnya. Pembagian dikerjakan dengan membagi mantis dan mengurangkan pangkatnya.
2.6     Perambatan Galat
Galat yang dikandung dalam bilangan titik-kambang merambat pada hasil komputasi. Misalkan terdapat dua bilangan dan  (nilai sejati) dan nilai hampirannya masing-masing  dan , yang mengandung galat masing-masing  dan  jadi, kita dapat menulis
          =
Dan
        
Berikut adalah bagaimana galat merambat pada hasil penjumlahan dan perkalian dan .
Untuk penjumlahan,
         
Jadi, galat hasil penjumlahan sama dengan jumlah galat masing-masing operand.
Untuk perkalian,
        
Yang bila kita susun menjadi
        
Dengan mengandaikan bahwa  dan , maka galat relatifnya adalah
                           
2.7     Kondisi Buruk
Suatu persoalan dikatakan berkondisi buruk (ill conditioned ) bila jawabannya sangat peka terhadap perubahan kecil data (misalnya perubahan kecil akibat pembulatan). Bila kita mengubah sedikit data , maka jawabannya berubah sangat besar (drastis ). Lawan dari berkondisi buruk adalah berkondisi baik (well conditioned ). Suatu persoalan dikatakan baik bila perubahan kecil data hanya mengakibatkan perubahan kecil pada jawabannya.
Sebagai contoh, tinjau persoalan menghitung akar persamaan kuadrat  di bawah ini. Disini kita hanya mengubah nilai-nilai tetapan c-nya saja:
(i)            akar-akarnya dan
Sekarang, ubah 3.99 menjadi 4.00:
(ii)       akar-akarnya
Ubah 4.00 menjadi 4.001:
(iii)         akar-akarnya imajiner
Dapat dikatakan bahwa persoalan akar-akar persamaan kuadrat diatas berkondisi buruk, karena dengan pengubahan sedikit saja data masukannya (dalam hal ini nilai koefisien c  ), ternyata nilai akar-akarnya berubah sangat besar.
2.8     Bilangan Kondisi
Kondisi komputasi numerik dapat diukur dengan bilangan kondisi. Bilangan kondisi merupakan ukuran tingkat sejauh mana ketidakpastian dalam  diperbesar oleh Bilangan kondisi dapat dihitung dengan bantuan Deret taylor. Fungsi  diuraikan di sekitar  sampai suku orde pertama:

Galat relatif hampiran dari  adalah

Dan galat relatif hampiran dari  adalah
         
          Bilangan kondisi didefinisikan sebagai nisbah (ratio) antara galat relatif hampiran  dan
          Bilangan kondisi
Arti dari bilangan kondisi adalah:
–      Bilangan kondisi = 1 berarti galat relatif hampiran fungsi sama dengan galat relatif
–      Bilangan kondisi lebih besar dari 1 berarti galat relatif hampiran fungsi besar
–      Bilangan kondisi lebih kecil dari 1 berarti galat relatif hampiran fungsi kecil (kondisi baik)
Suatu komputasi dikatakan berkondisi buruk jika bilangan kondisinya sangat besar, sebaliknya berkondisi baik bila bilangan kondisinya sangat kecil.
        

lebih lengkapnya silahkan download file berikut ini